Kantor Berita Budaya

Sawung Jabo Mengenang Jember

Pertunjukan “Kuda Lumping” di KCM Jember

6 Agustus 2025, Sawung Jabo tampil di panggung KCM Jember membawakan lagu berjudul “Kuda Lumping”. Suasana sore itu diwarnai sorot lampu hangat dan tepuk tangan antusias penonton yang menyaksikan penyair-penyanyi ini menghidupkan metafora kuda lumping—kesenian tradisional Jawa yang lekat dengan tarian trance—sebagai simbol keterasingan sekaligus perlawanan atas kerasnya realita kehidupan.

Makna Lirik dan Metafora

Lagu “Kuda Lumping” menggambarkan perjuangan manusia menghadapi tantangan dan ketidakpastian. Beberapa bait utamanya berbunyi:

“Kuda lumping nasibnya nungging 

Mencari makan terpontang-panting 

Aku juga dianggap sinting 

Sebenarnya siapa yang sinting?”

Melalui gambaran penari kuda lumping yang terus berputar dalam lingkaran, Sawung Jabo memproyeksikan nasib mereka yang terombang-ambing oleh kesulitan ekonomi dan sosial. Ungkapan “sinting” menjadi cermin kritik atas pandangan masyarakat yang menghakimi mereka yang berbeda atau berjuang di luar norma.

Judul dan lirik “Kuda Lumping” menyuarakan keprihatinan atas ketidakadilan sosial dan kemunafikan yang masih merajalela. Ada tipu-menipu dan persaingan tak sehat yang merugikan banyak pihak. Di sisi lain, tradisi turun-temurun seperti kesenian kuda lumping perlahan tergerus arus zaman. Lagu ini menjadi seruan simbolis agar masyarakat tidak melupakan akar kebudayaan sekaligus bangkit melawan ketidakadilan.

Sawung Jabo dikenal sebagai penulis dan musisi yang karyanya sarat pesan kemanusiaan. Ia kerap membidik isu-isu sosial melalui puisi dan lagu, mengajak pendengarnya merenung sembari mengokohkan semangat untuk tidak menyerah. Penampilannya di KCM Jember kali ini menegaskan kembali komitmennya memakai seni sebagai medium pemberdayaan serta sarana kritik budaya.

Pertunjukan “Kuda Lumping” oleh Sawung Jabo di KCM Jember bukan sekadar hiburan. Ia adalah pengingat bahwa di balik gemerlap panggung terdapat realita-perjuangan yang tidak boleh kita sia-siakan. Semoga karya ini menginspirasi kita semua untuk terus memperjuangkan keadilan dan melestarikan tradisi.

 

Sastra Menyapa Laut dan Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 yang Membuka Gerbang Cerita Pesisir Selatan

Sastra Menyapa Laut dan Kenduri Sastra Tepi Benua 2025 yang Membuka Gerbang Cerita Pesisir Selatan...

Dongeng, Pegon, dan Sahabat Anak, DP3AKB Jember di Tengah Anak-anak di Ambulu

Dongeng, Pegon, dan Sahabat Anak, DP3AKB Jember di Tengah Anak-anak di Ambulu Ambulu, Jember – 21...

Menenun Literasi dan Seni dari Akar Komunitas

Menenun Literasi dan Seni dari Akar Komunitas, Refleksi Budaya dan Harapan untuk Pesisir Selatan...

Sawung Jabo Mengenang Jember

Sawung Jabo Mengenang Jember Pertunjukan “Kuda Lumping” di KCM Jember 6 Agustus 2025, Sawung Jabo...

TAMASYA HALAMAN BELAKANG #2: Menjelajahi Kedalaman Diri dalam Pusaran “Rhizoma”

TAMASYA HALAMAN BELAKANG #2: Menjelajahi Kedalaman Diri dalam Pusaran “Rhizoma” Jember...

Perayaan Hari Buku Nasional Meriahkan Jember dengan Gerakan Mei Membaca

Perayaan Hari Buku Nasional Meriahkan Jember dengan Gerakan Mei Membaca Jember, 17 Mei 2025 – Hari...

Koalisi Budaya Desak Pembentukan Dinas Mandiri, Tolak Peleburan OPD

Koalisi Budaya Desak Pembentukan Dinas Mandiri, Tolak Peleburan OPD  Jember 8 Mei 2025, – Suasana...